LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II
PERCOBAAN II
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON
DENGAN VISKOMETER OSTWALD
OLEH
:
NAMA : RIFANDI AZIS TEBA
NIM :
F1F1
12 018
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : NOERMAYANTI
LABORATORIUM
FARMASI
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALU
OLEO
KENDARI
2013
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN
VISKOMETER OSTWALD
A. TUJUAN
Tujuan
dari percobaan ini adalah :
1. Mempelajari
cara penentuan viskositas larutan newton dengan viskometer ostwald.
2. mempelajari
pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas merupakan ukuran kekentalan zat cair.
Nilai viskositas mutlak dibutuhkan dalam penentuan sifat fisik cairan. Secara
konvensional, nilai viskositas dapat diukur dengan cara mengalirkan zat cair
tersebut. Cairan yang memiliki viskositas tinggi lebih sulit mengalir
disbanding dengan cairan yang mempunyai viskositas rendah. Pengukuran viskositas
secara konvensional memiliki ketelitian yang kurang memadai. Untuk itu
diperlukan suatu alternatif alat ukur yang mudah digunakan dan memiliki
ketelitian yang lebih baik. Ada tiga jenis alat ukur viskositas yang umum
digunakan saat ini, yaitu: a). Viskometer jenis rotasi, b). Viskometer jenis
peluru jatuh dan c). Viskometer jenis pipa kapiler (Samdara, et al., 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang
disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan
aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalan.
Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya
tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida (Warsito, et al., 2012).
Viskositas
berbanding lurus dengan waktu alirnya. Main besar viskositas cairan, makin
sulit cairan tersebut mengalir. Viskosotas dipengaruhi oleh zat-zat terlarut
dalam cairan. Penambahan polimer dapat meningkatkan viskositas cairan. Adanya
zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan pada
konsentrasi rendahpun, efeknya besar karena molekul besar mempengaruhi aliran
fluida pada jarak yang jauh (Ulya, et al., 2012).
Secara
umum viskositas terdapat pada zat alir (fluida) seperti zat cair dan gas. Alat
pengukur viskositas suatu cairan disebut viskometer, pengukuran viskositas
lebih banyak digunakan orang untuk zat cair ketimbang zat gas, tidak sedikit
bidang profesi yang membutuhkan data viskositas diantaranya fisikawan,
kimiawan, analisis kimia industri, dokter, kimia farmasi, kimia lingkungan,
perminyakan, biokimia dan lain sebagainya (Apriyanto, et al., 2013).
Kekentalan
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir
secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin
mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti
gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas
tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Untuk dua cairan yang
berbeda:

dengan pengukuran alat yang sama, bila h dan
r cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk
mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan h cairan yang
sudah diketahui rapatannya. Pengukuran viskositas yaitu dengan menggunakan
viskosimeter ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengalirnya minyak goreng dalam pipa kapiler dari a ke b
(Sutiah, et al.,
2008).
Viskometer merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model viskometer yang
umum digunakan berupa viskometer peluru jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem
rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat
berdasarkan 2 standar, yaitu sistem Searle
dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan
sistem Couette dimana silinder bagian luar yang diputar sedangkan bagian dalam
silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah di antara kedua
silinder. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi. Menurut Newton hubungan antara gaya-gaya suatu aliran viskos
sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (σ) dengan kecepatan gesernya (γ) konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas
(Febrianto, et al., 2013).
Gliserol
adalah salah satu bahan kimia yang penting di dalam industri obat-obatan, bahan
makanan, kosmetik, bahan peledak, dan lain-lain. Salah satu bahan baku
pembuatan gliserol adalah minyak. Minyak dapat dibedakan menjadi : Minyak
nabati : minyak jarak,minyak kelapa, dsb dan Minyak hewani : minyak ikan,
minyak babi, dsb. Dalam ilmu kimia, yang dimaksud dengan lemak atau minyak
adalah suatu ester antara gliserol dan asam-asamlemak, di mana ketiga radikal
hidroksil dari gliserol diesterkan. Struktur kimia dari lemak baik yang berasal
dari hewan atau tumbuh-tumbuhan maupun yang dibuat secara sintetik adalah
sebagaiberikut (Prasadja, 2010).
Gliserin atau
gliserol merupakan trihidrit alkohol mengandung radikal trivalent gliserin
(C3H5). Gliserin merupakan cairan kental yang tak
berwarna dengan berat molekul 92, berat jenis 1,25 gr/cm3 dan mempunyai titik
didih yang tinggi serta terurai pada suhu 290C. Gliserin merupakan
senyawa yang mempunyai gugus hidroksil lebih dari dua atau merupakan tiga
senyawa alkohol yang saling berkaitan dengan nama 1,2,3 – propanatriol (Aufari, et
al., 2013).
C. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
ë
Piknometer
ë
Pipet
tetes
ë
Timbangan
analitik
ë
Viskometer
Ostwald
ë
Corong
ë
Filler
ë
Statif
dan Klem
ë
Stopwatch
2. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
ë
Gliserin
20%, gliserin 40%, gliserin 60% gliserin 75%, dan gliserin x%
ë
Aquades
ë
Tissue
D. PROSEDUR
KERJA
1.
|
Pengukuran Massa Jenis
![]() |
Hasil
pengamatan= ...?
2.
Penentuan
Viskositas
|
-
Dimasukkan
ke dalam viskometer Ostwald

-
Dihisap
sampai m (garis atas)
-
Dibiarkan
mengalir sampai n (garis bawah)
-
Dicatat
waktu alirnya
-
Diulangi
hingga tiga kali (triplo)
-
Dihitung
viskositasnya
-
Diulangi
perlakuan di atas untuk gliserin 40%,
60%, 75%, dan x %
Hasil Pengamatan = …?
E. HASIL
PENGAMATAN
1. Data
Pengamatan
No
|
Bahan
|
Berat (gram)
|
Densisitas (gr/ml)
|
Waktu Rata-rata
(r)
|
1
2
3
4
5
6
|
Air
Gliserin 20
%
Gliserin 40
%
Gliserin 60
%
Gliserin 75
%
Gliserin X
%
|
26,71
27,92
20,82
30,04
30,91
26,85
|
1
1,04
1,07
1,12
1,16
1,005
|
2,66
8,25
11,75
21,76
38,55
11,69
|
2. Data
perhitungan
a. Berat
(gram)
Diketahui
:
·
berat
piknometer kosong = 24,44 gram
·
Air
= 51,15 – 24,44 = 26,71
·
Gliserin
20% = 52,36 – 24,44 = 27,92
·
Gliserin
40% = 53,26 - 24,44 = 20,82
·
Gliserin
60% = 54,48 – 24,44 = 30,04
·
Gliserin
75% = 55,35 – 24,44 = 30,91
·
Gliserin
X% =
51,29 – 24,44 = 26,85
b. Densisitas
Diketahui
: densisitas air = 1 gr/ml
·
ρ
Gliserin 20% = 

=

=
1,04 gr/ml
·
ρ
Gliserin 40% = 

=


=
1,07 gr/ml
·
ρ
Gliserin 60% = 

=


=
1,12 gr/ml
·
ρ
Gliserin 75% = 

=


=
1,15 gr/ml
·
ρ
Gliserin X% = 

=


=
1,005 gr/ml
c.
Viskositas
Diketahui
: viskositas air 0,9 x 10-3 pas (N/m2S)
Keterangan
:
η1
: viskositas gliserin
η2 : viskositas air
ρ1 : densisitas gliserin
ρ2 : densisitas air
t1 : waktu rata-rata gliserin
t2 : waktu rata-rata air
·
Viskositas
gliserin 20%




η1 = 

= 0,0029 N/m2. s
·
Viskositas
gliserin 40%




η1 =


= 0,0042 N/m2.
s
·
Viskositas
gliserin 60%




η1 =


= 0,0082 N/m2.
s
·
Viskositas
gliserin 75%




η1 =


= 0,014 N/m2. s
·
Viskositas
gliserin x%




η1 =


= 0,0039 N/m2.
s
d.
Grafik
Hubungan Konsentrasi dengan Viskositas

Dari kurva diatas diperoleh persamaan garis lurus y=0,003x – 0,0002,
sehingga diperoleh konsentrasi x% adalah :
y =0,003x – 0,0002
0,0039 = 0,003x - 0,0002 (
nilai Y diambil dari nilai viskositas gliserin X%)
0,003 x = 0.0039 + 0,0002
0,0189 x = 0,0041
X = 0,21
Jadi, konsentrasi X
adalah 0,21 atau 21 %.
F. PEMBAHASAN
Viskositas
adalah ukuran yang menyatakan kekentalan dari suatu fluida (cairan). Semakin
besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi
antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat
tumbukan antara molekul gas.
Viskositas
suatu bahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
suhu/temperatur, konsentrasi larutan, berat molekul solut, dan tekanan. (1) Suhu, Viskositas berbanding terbalik
dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu pula
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan
yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya; (2)
Konsentrasi, Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula; (3) Berat Molekul,
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute, karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan
sehingga akan menaikkan viskositasnya; (4) Tekanan, Viskositas berbanding lurus
dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya, cairan akan semakin sulit
mengalir akibat dari beban yang dikenakannya. Viskositas akan bernilai tetap
pada tekanan 0-100 atm.
Untuk
mengukur viskositas, digunakan sebuah alat yang disebut viskometer. Viskometer
adakah sebuah alat untuk mengukur besar kecilnya kekentalan dari suatu fluida
(cairan). Beberapa tipe viskometer antara lain viskometer kapiler Ostwald, viskometer Hoppler, viskometer Cup
dan Bob, dan viskometer Cone dan Plate. Pengukuran viskositas pada percobaan ini menggunakan
viskometer jenis Ostwald. Prinsip
viskometer ostwald adalah mengukur
waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir mulai dari
garis m (batas atas) sampai ke garis n (batas bawah) melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Dengan membandingkan
kecepatan fluida dengan kecepatan fluida yang lain yang telah diketahui
viskositasnya. Berikut
gambar dari Viskometer Ostwald.

Pada pecobaan ini, akan dilakukan
penentuan viskositas dari sampel gliserin. Gliserin disebut juga dengan
gliserol atau propana-1,2,3-triol yang merupakan jenis alkohol umum. Semua
alkohol bersifat toksik (racun). Gugus hidroksil pada alkohol mengakibatkannya
bersifat polar. Berikut Strukturnya.

Pada percobaan ini akan dilakukan pencarian
nilai viskositas dari sampel gliserin x%. Untuk menghitung nilai viskositas suatu
cairan, harus diketahui kerapatannya (density) dan waktu alirnya terlebih
dahulu. Perlakuan pertama, dilakukan penimbangan terhadap air dan semua sampel
(20%, 40%, 60%, dan 75%) dengan menggunakan piknometer. Piknometer harus dipastikan bersih dan terbebas dari gelembung maupun
benda-benda lain yang dapat mempengaruhi pengukuran bobot. Penimbangan
ini dilakukan agar dapat diketahui densitas dari sampel. Perlakuan kedua, dicari
waktu rata-rata alir dari tiap sampel menggunakan viskometer ostwald, perhitungan waktu rata-rata
alir ini dilakukan secara triplo atau 3 kali untuk memperoleh nilai konstannya.
Setelah diperoleh densitas dan waktu alir dari tiap
sampel, maka dilakukanlah perhitungan viskositas, yang dimana dihasilkan data
sebagai berikut: gliserin 20 % memiliki viskositas 0,0029 N/m2.s;
gliserin 40 % memiliki viskositas 0,014 N/m2.s; gliserin 60 %
memiliki viskositas 0,0082N/m2.s; dan gliserin 75% memiliki
viskositas 0,014 N/m2.s.
Berdasarkan
teori, Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Jadi, dapat dikatakan hasil yang
diperoleh telah sesuai dengan teori.
Selanjutnya,
dari data yang ada dibuatkan kurva untuk memperoleh persamaan regresinya. Akhirnya,
didapatkan persamaannya yaitu y = 0,003x – 0,0002. Sehingga, dari persamaan ini
akan didapatkan nilai konsentrasi dari gliserin x% sebesar 0,21 atau 21%.
Manfaat mempelajari penentuan viskositas larutan
newton dalam bidang Farmasi yaitu misalnya
seorang farmasis ingin membuat suatu sediaan obat, maka sebelum mencampur
bahan-bahan yang ada, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana kekentalan atau
viskositas dari tiap bahan yang akan digunakan. Misalnya dalam pembuatan
emulsi, contohnya emulsi spuria (emulsi buatan).
R/ ol.olivae 20
Pulv. Gumm. Arab 20
Aquae 200
S.4.d.d.c
Berdasarkan
resep diatas, maka bahan-bahan seperti minyak lemak (ol.olivae), gom arab 2,5%
(Gumm. Arab), dan air (aquae) perlu diketahui viskositas cairan atau
sifat-sifat lainnya dari masing-masing bahan tersebut. Kita tidak mungkin
langsung mencampurkan 1 bahan dengan bahan yang lain tanpa referensi yang memadai,
karena bisa saja terjadi inkompatibilitas bahan obat.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Cara menentukan viskositas larutan Newton dengan menggunakan viskometer Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan sampel untuk mengalir dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan/konsentrasi cairan itu sendiri.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas
berbanding lurus, dimana jika larutan memiliki konsentrasi yang tinggi maka akan
memiliki viskositas yang tinggi. Dan
sebaliknya, jika larutan memiliki konsentrasi yang rendah maka akan memiliki
viskositas yang rendah pula.
DAFTAR
PUSTAKA
Apriyanto, D. K., et al., 2013, “Pemanfaatan Hukum
Snellius Dasar Alat Ukur Indeks Bias dan Viskositas Larutan Garam Berbasis
Mikrokontroler AVR ATMega8535”, Jurnal
Teori dan Aplikasi Fisika, Vol. 1, No. 1.
Aufari, M. Afif, et
al., 2013, “Pemurnian Crude Glycerine Melalui Bleaching Dengan Menggunakan
Karbon Aktif”, Jurnal Teknik Kimia, Vol.
02 No. 1.
Febrianto, et al., 2013,
“Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis
Mikrokontroler”, Unnes Physics Journal, Vol. 2 No. (1).
Prasadja, M. E., 2010,
“Pembuatan Gliserol Minyak Kelapa Sawit Dengan Proses Hidrolisis”, Jurnal
Teknik Kimia, Vol.5, No. 2.
Samdara et al., 2008, “Rancang Bangun Viskometer Dengan Metode Rotasi
Berbasis Komputer”, Jurnal Gradien,
Vol.4 No.2.
Sutiah, et al., 2008, “Studi Kualitas Minyak
Goreng Dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias”, Jurnal Fisika, Vol.11, No.2.
Ulya, M., et al., 2012,
“Pengaruh Suhu Polimerisasi L-asam Laktat Melalui Metode Ring Opening
Polimerization (ROP) Terhadap Karakteristik Polylactic Acid (pla)”, Jurnal Kimia, Vol. 1 No.1.
Warsito, et
al., 2012, “Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas Dengan Metode Bola
Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada Komputer”, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 14 No. 3.
jurnalnya bang maunya di upload jga linknya ....
BalasHapus